Minggu, 24 Oktober 2010

Musik Digital = Audio Digital

Okelah, disini gw bahas keduanya mungkin gak terlalu banyak… cos gw sendiri gak terlalu banyak tau tentang Musik digital atau Audio Digital. sebenernya sama aja,, cos gak beda jauh sama-sama digital terus sama-sama mengeluarkan gelombang suara.. Hhe.. udah dulu ahh basa basinya langsung aja ke TKP.

Musik Digital adalah harmonisasi bunyi yang dibuat melalui perekaman konvensional maupun suara sintetis yang disimpan dalam media berbasis teknologi komputer. Format digital dapat menyimpan data dalam jumlah besar, jangka panjang dan berjaringan luas.

Dulu kalau mau denger musik gak kayak jaman sekarang tinggal bawa iPhone juga jadi, gak usah yang mahalan seperti iPhone misalnya iPod portable, alat yang bisa di bawa kemana-mana untuk mendengarkan music dan lagunya bisa ratusan judul bahkan lebih. Gw bahas sedikit tentang sejarah masa lalu musik digtal. Awalnya, piringan hitam merupakan sebuah alat yang memiliki pena yang bergetar untuk menghasilkan bunyi dari sebuah disc. Ide ini berasal dari Charles Cros dari Perancis pada tahum 1887. Namun sayangnya tidak pernah terwujud. Pada tahun yang sama, Thomas A. Edison menemukan Phonograph (pemutar piringan hitam) yang berfungsi untuk merekam suara yang kebanyakan digunakan untuk keperluan kantor. Nama Gramophone berasal dari Emilie Berliner yang pada tahun 1888 menemukan piringan hitam jenis baru dan mematenkannya di bawah label Berliner Gramaphone. Pada tahun 1918 masa pematenan berakhir, semua label pun berlomba-lomba untuk memproduksi piringan hitam. Pada masa itu, kebanyakan pemilik gramophone masih terbatas pada kalangan menengah atas saja. Kita berlanjut pada tahun 1963. Compact audio cassette diperkenalkan oleh Philips sebagai media penyimpanan audio di Eropa. Kemudian pada tahun 1965 mulai diproduksi secara massal. Kemudian pada tahun 1971, Advent Corporation memperkenalkan Model 201 tape deck yang mengkombinasikan Dolby Type B dan chromium dioxide (Cr02). Inilah cikal bakal music cassette player. Tahun 1980an muncul Walkman dari Sony sebagai media pemutar kaset portable. Pita kaset dapat merekam lagu dengan durasi hingga 1 jam di setiap sisinya. Kualitasnya cukup baik namun kerap kali terjadi penurunan kualitas suara yang dihasilkan ketika pita kaset mengalami gangguan, kotor atau rusak. kemudian CD dibuat dalam usaha merampingkan media penyimpanan musik dengan memperbaiki kualitas suara yang dihasilkan. Pada November 1984, dua tahun setelah CD diproduksi secara massal, Sony mengeluarkan Discman sebagai media pemutar portable. Musik dalam format CD, VCD maupun DVD memiliki kualitas suara yang lebih baik tetapi tetap mengalami gangguan jika disc tersebut tergores, berdebu ataupun rusak. di era modernisasi Musik Digital diputar dengan MP3 Player, iPod Musik Digital menggunakan sinyal digital dalam proses reproduksi suaranya. Sebagai proses digitalisasi terhadap format rekaman musik analog, lagu atau musik digital mempunyai beraneka ragam format yang bergantung pada teknologi yang digunakan.

GRAMOPHONE
Tahun 1888

:inlove:
COMPACT AUDIO CASSETTE
Tahun 1963

:eheh:
CD player
Tahun 1984

:woooh:

iPod Apple
Tahun 2002



Di era modernisasi ini musik digital semakin berkembang pesat, menjadi Inovasi baru di bidang musik. Dengan format MP3, OOG, atau WAV musik digital mulai mengeluarkan gaungnya. Banyaknya pemutar musik digital yang mendukung format ini membuat era baru musik digital. Misalnya kalau sebelumnya, musik di ripped istilah untuk ekstraksi audio digital. Kini dengan hadirnya iPod sebagai peranti musik portable canggih yang pernah diciptakan, terjadi perpaduan kenyamanan web dengan portabilitas dan fungsi sebagai sebuah platform yang benar-benar universal. Hal lain yang mendukung transformasi media musik adalah tindakan label-label besar yang meninggalkan sistem proteksi musik digital atau digital right management (DRM).

Kelebihan dan kekurangan dari musik digital adalah:
• format yang beragam dapat disesuaikan dengan teknologi yang digunakan
• kualitas copy yang serupa dengan master memudahkan penggandaan dari pihak perusahaan rekaman tanpa menurunkan mutu
• proses penjualan dengan pendekatan single atau satu lagu terbukti jauh lebih efektif dan efisien ketimbang medium konvensional seperti kaset atau CD
• kemudahan perekaman dan penggandaan rekaman memacu terjadinya pembajakan yang tentu saja akan merugikan
• penyebaran musik digital di Internet tidak bisa sepenuhnya dikontrol oleh label sehingga mempengaruhi pemasukan untuk label.

Berikut ini adalah nada dari Musik digital yang diremix.





Sumber:
* Creeber, Glen and Martin, Royston (2009) DIGITAL CULTURE: Understanding New Media. New York and London: New York University Press.
* http://id.wikipedia.org/wiki/Audio_digital
* http://retrothing.typepad.com/photos/uncategorized/philips_first_cassette_reco.jpg
* http://img.alibaba.com/photo/50561558/FM_AM_Radio_Cassette_Recorder.jpg

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Produksi dan teknologi musik sekarang setiap hari terus berkembang. Kami TOA sangat mengapresiasi anda yg mau berbagi di blog ini . Tks

Posting Komentar